Sabtu, 05 Maret 2011

Umur lalat?

Lalat ? kamu tahu berapakah umur lalat dan binatang apapkah dia ? lihat selengkapny

LALAT merupakan serangga dari ordo Diptera yang mempunyai sepasang sayap biru 
berbentuk membran. Semua bagian tubuh lalat rumah bisa berperan sebagai alat 
penular penyakit (badan, bulu pada tangan dan kaki, feces dan muntahannya). 
Kondisi lingkungan yang kotor dan berbau dapat merupakan tempat yang sangat 
baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bagi lalat rumah.

Umur lalat rumah antara 1–2 bulan dan ada yang 6 bulan sampai 1 tahun. Selama 
dalam siklus hidupnya lalat rumah mempunyai 4 stadium. Pertama, stadium telur. 
Stadium ini lamanya 12–24 jam. Bentuk telur lonjong bulat berwarna putih. Besar 
telur 1–2 mm. Telur dikeluarkan oleh betina sekaligus sebanyak 100–150 butir. 
Di tempat kotoran yang panas dan lembab merupakan faktor yang dapat 
mempengaruhi lamanya stadium ini. Makin panas makin cepat, makin dingin makin 
lambat. 

Kedua, stadium larva. Stadium larva ini ada tiga tingkatan. (a) Setelah keluar 
dari telur belum banyak bergerak. (b) Tingkat dewasa, banyak bergerak. (c) 
Tingkat terakhir, tidak banyak bergerak. Kalau kita lihat lebih jauh, larva ini 
bentuknya bulat panjang dengan warna putih kekuning-kuningan dan keabu-abuan, 
mempunyai segmen sebanyak 13 dan panjangnya 18 mm. Larva ini selalu bergerak 
dan makan dari bahan–bahan organik yang terdapat di sekitarnya. Pada tingkat 
terakhir (c) larva berpindah dari tempat yang kering ke tempat yang sejuk. 
Untuk berubah menjadi kepompong lamanya stadium ini 2-8 hari atau 2-5 hari 
tergantung dari temperatur setempat. Larva ini mudah terbunuh dengan temperatur 
73oC. 

Ketiga, stadium pupa. Lamanya stadium ini 2-8 hari atau tergantung dari 
temperatur setempat. Bentuk bulat lonjong dengan warna cokelat hitam. Stadium 
ini kurang bergerak atau tidak bergerak sama sekali. Panjangnya lebih kurang 5 
mm. Mempunyai selaput luar yang keras disebut posteroor spiracle yang berguna 
untuk menentukan jenisnya. 

Keempat, stadium dewasa. Stadium ini adalah stadium terakhir yang sudah 
berwujud serangga yaitu lalat. Dari stadium telur sampai stadium dewasa memakan 
waktu 7 hari atau lebih tergantung pada keadaan sekitar dan macamnya lalat. 
Biasanya 8-20 hari.

Pengendalian lalat 

Pada umumnya perkawinan lalat terjadi pada hari ke-2 sampai hari ke-12 sesudah 
keluar dari kepompong. Dua sampai tiga hari kemudian sesudah kawin baru 
bertelur yang jumlahnya sekali bertelur 100–150 butir dan setiap betina dapat 
bertelur 4–5 kali seumur hidupnya. Makanan yang utama adalah barang-barang 
cair. Ada zat gula, sementara itu bagi benda-benda yang keras dicairkan 
terlebih dahulu dengan air ludahnya supaya dapat dihisap. Pada waktu makan 
sering kali memuntahkan sebagian makanan. Dengan demikian, memungkinkan untuk 
penyebaran kuman-kuman penyakit.

Usaha pengendalian lalat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, usaha 
perbaikan lingkungan, terutama melalui pembuangan sampah yang memenuhi syarat 
kesehatan. Usaha ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sarang-sarang lalat. 
Kedua, usaha pengendalian secara biologis. Usaha ini dilakukan dengan jalan 
disterilisasi terhadap lalat jantan, dengan tujuan agar lalat tersebut bila 
mengadakan perkawinan akan dihasilkan telur steril. Cara ini hanya dapat 
dilakukan di laboratorium.

Ketiga, usaha pengendalian dengan menggunakan racun serangga. Racun serangga 
dapat dibedakan berdasarkan tempat masuknya. (a) Stomach poison (racun perut). 
Insektisida jenis ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui mulut atau 
termakan. Biasanya insektisida ini digunakan untuk serangga yang mempunyai alat 
mulut menggigit, lekat isap dan bentuk penghisap. 

(b) Contact poison (racun kontak). Insektisida jenis ini masuk ke dalam tubuh 
serangga melalui spirakel alat pernapasan atau melalui integumen ke dalam 
darah. Pada umumnya insektisida jenis ini digunakan untuk serangga yang 
mempunyai bentuk mulut tusuk isap. (c) Fumigans (racun pernapasan). Insektisida 
jenis ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernapasan berupa 
spirakel yang terdapat di permukaan tubuh, biasanya insektisida jenis ini 
digunakan untuk serangga yang tidak tergantung pada bentuk mulutnya.

Apa itu flavonoid?

Jeruk manis (Citrus aurantinum) berasal dari India timur laut, Cina selatan, 
Birma utara, dan Vietnam. Pada saat sekarang jeruk manis sudah banyak ditanam 
di daerah tropis maupun subtropis. Jeruk manis umumnya ditanam di daerah 20–40 
LU, dan 20–40 LS, sedangkan di sekitar khatulistiwa dapat ditanam sampai 
ketinggian 2.000 m dari permukaan laut. Temperatur optimal pertumbuhannya 
antara 25–30oC.

Buah jeruk yang semakin tua, kandungan gulanya semakin bertambah, tetapi 
kandungan asamnya makin berkurang. Buah jeruk manis yang langsung terkena sinar 
matahari akan mengandung gula lebih banyak, demikan juga kandungan vitamin 
C-nya. Asam amino adalah persenyawaan yang dapat menjadi struktur protein. 
Selama perkembangan buah, kandungan asam amino berubah-ubah secara kuantitatif 
dan kualitatif.

Kandungan asam sitrat jeruk manis pada waktu muda cukup banyak, tetapi setelah 
buah masak makin berkurang. Kandungan asam sitrat jeruk manis valencia yang 
telah masak akan berkurang sampai dua pertiga bagian. Cairan buah jeruk manis 
mengandung asam malat 1,4–1,8 mgm per liter.

Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun/ aleopati 
terdapat pada kulit jeruk manis, merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri 
dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang tidak ada rasanya disebut 
hesperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit.

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan 
flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh 
dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae.

Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deret senyawa C6–C3–C6 artinya 
kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubtitusi) 
disambungkan oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai sifat yang 
khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, 
dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi.

Flavonoid punya sejumlah kegunaan. Pertama, terhadap tumbuhan, yaitu sebagai 
pengatur tumbuhan, pengatur fotosintesis, kerja antimiroba dan antivirus. 
Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap penyakit kanker dan 
ginjal, menghambat perdarahan. Ketiga, terhadap serangga, yaitu sebagai daya 
tarik serangga untuk melakukan penyerbukan. Keempat, kegunaan lainnya adalah 
sebagai bahan aktif dalam pembuatan insektisida nabati dari kulit jeruk manis.

Sebagai insektisida nabati, di sini flavonoid masuk ke dalam mulut serangga 
(lalat rumah) melalui sistem pernapasan berupa spirakel yang terdapat di 
permukaan tubuh dan menimbulkan kelayuan pada saraf, serta kerusakan pada 
spirakel akibatnya tidak bisa bernapas dan akhirnya mati.

Akhirnya, tidak berlebihan bila yang kita gunakan sebagai insektisida alami 
untuk menekan populasi lalat itu adalah kulit jeruk manis. Sebab, pada kulit 
jeruk manis apabila diolah dapat diperoleh persenyawaan hesperidin dan 
flavonoid. Tepatnya, dari kulit jeruk manis dapat diperoleh tiga jenis pigmen 
atau zat warna yaitu xanthophyll, violaxanthin, dan flavonoid. Nah, kandungan 
flavonoid inilah yang mempunyai sifat insektisida. Oleh karena itu, dari kulit 
jeruk manis ini apabila diolah secara tepat dapat digunakan sebagai racun 
serangga.*** 

Arda Dinata 
Teknisi Litkayasa di Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang 
(P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes.
Tulisan ini dimuat di HU Pikiran Rakyat, Bandung edisi: 16 Februari 2006.

4 komentar:

  1. nice info nih,
    kunjungi juga ya om blog aku
    www.cahayanusamadani.co.cc

    BalasHapus
  2. Arda Dinata
    www.miqraindonesia.com

    BalasHapus
  3. Subhanallah. Maha suci Allah atas segala ciptaanNya. Dan nikmat Allah yang mana yang engkau dustakan.

    BalasHapus